Wawancara Bersama Dosen Universitas Nusa Putra Lucas Cramer

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

LUCAS CRAMER adalah seorang dosen di Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi. Pria lajang asal Bremen, Jerman, ini berpesan, bersenang-senanglah dan selesaikan sesuatu. Gunakan pendidikan, komunikasi, dan kerja sama untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Apa visinya dengan menjadi dosen di NPU, dan bagaimana pendapat­nya tentang Sukabumi? Simak wawancaranya dengan Radar Sukabumi di Lantai 5 Gedung A Kampus NPU, Jalan Cibolang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, berikut:

Sebelumnya Anda pernah datang ke Universitas Nusa Putra untuk program apa?

Pertama saya datang ke sini mengikuti program magang internasional dari tempat kuliah saya. Waktu pertama, enam bulan saya berada di Nusa Putra.

Bagaimana kesan pertama Anda saat datang di Sukabumi?

Menyenangkan, cuacanya hangat, orang-orang yang ramah dan selalu menyapa di manapun saya berada.

Bagaimana pendapat Anda tentang kampus, mahasiswa, dan iklim belajar di Universitas Nusa Putra, dan apakah iklim kuliah di sini cukup membantu Anda beradaptasi?

Ya cukup membantu. Iklim belajar di sini cukup membantu. Saya sudah memulai dari awal, berdiskusi dengan banyak mahasiswa dan dosen untuk menanyakan pendapatnya mengenai apa yang perlu ditingkatkan. Jadi saya ingin lebih fokus pada sektor pendidikan, dan budaya juga.

Kendala apa yang pernah Anda rasakan dalam beradaptasi?

Paling utama kendala bahasa, bahasa Indonesia saya belum bagus, begitu juga sebaliknya dengan teman-teman mahasiswa di sini. Selebihnya baik dan bukan masalah.

Apa alasan utama Anda kembali ke Universitas Nusa Putra? Benarkah menghindari wajib militer?

Menjadi dosen, saya mengajar Pengatar Bisnis dan Bahasa Inggris. Selain itu, membangun komunitas global mahasiswa Nusa Putra dengan mahasiswa asing, mengkampanyekan student exchange kepada mahasiswa Universitas Nusa Putra untuk dapat mengikuti perkulihan global di luar negeri. Di luar itu, saya juga mempelajari Bahasa Sunda dan Budaya Indonesia.

Tidak benar saya menghindari wajib militer karena di Jerman wajib militer bukan sebuah keharusan, setiap warga negara boleh tidak memilih mengikutinya. Tetapi memang dalam keluarga saya banyak yang mengikuti wajib militer dan bertugas di berbagai negara. Sedangkan seya memilih menjadi dosen di sini.

Bagaimana pendapat Anda tentang Sukabumi dan jika harus memilih, tinggal selamanya di Jerman atau Sukabumi?

Saat ini saya ingin tinggal di sini, Sukabumi. (tertawa).

Menu makanan favorit, dan tempat mana saja yang pernah dikunjungi?

Banyak restoran bagus, seperti Rumah Makan Padang dan Saung Sobat. Saya paling suka masakan Padang dan Sunda walaupun terlalu pedas untuk saya. Kalau tempat wisata, banyak tempat pernah saya kunjungi di Sukabumi seperti Palabuhanratu, Ujunggenteng, air terjun, gunung, tapi saya tidak hafal semua nama tempatnya,. Dalam waktu dekat kami akan mengunjungi Geopark Ciletuh. Banyak tempat wisata alam indah dan natural, kalau di Jerman kebanyakan tempat bersejarah.

Selain itu, apa yang ingin dilakukan di Sukabumi?

Ke depan saya berencana berbisnis seperti menjual produk-produk Sukabumi dan Indonesia seperti kerajinan dan batik, saya bisa menjualnya di negara saya dan beberapa negara Eropa lainnya.

 

PENDIDIKAN

Harz University of applied sciences, 2013 – 2018, GRADE 2,06, Mata pelajaran inti: Ekonomi, Integrasi Eropa, Bahasa, Hukum Eropa, Kesadaran Antarbudaya. Dua semester di luar negeri termasuk dalam studi.

PENGALAMAN PROFESIONAL

Dosen dan Hubungan Internasional | Universitas Nusa Putra 09/18 – sekarang, Manajemen sumber daya manusia, tugas perwakilan, mengajar bahasa Inggris dan mata pelajaran politik, Logistician | Daimler LTD, Eksekutif Administratif | Konsili Integrasi Bremen, Mengendalikan keuangan, mengatur kegiatan amal dan pendidikan, menulis protokol, media sosial dan situs web yang bertanggung jawab, tugas administrasi harian, Eksekutif Administratif | Eropa – Direct Center Bremen, melakukan penelitian, edukasi, dan debat tentang topik yang terkait dengan Uni Eropa.

KEAHLIAN

Solusi – berorientasi  Kesadaran antar budaya  Bahasa: Jerman (C2), Inggris (C1), Prancis (A1), Spanyol (A1)

KEGIATAN PERNAH DILAKUKAN

Guru untuk pengungsi tanpa pengawasan di Jerman, Pelatih basket dan wasit untuk anak-anak, Petugas jajak pendapat di Jerman, Anggota Aktif JEF untuk memperkuat kerjasama dalam Anggota Uni Eropa dari partai politik.

HOBI

Berolahraga (Basket, Sepak Bola, berlari, kebugaran), politik, filsafat, diskusi, dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat.

Berita