Mahasiwa Nusa Putra Sukabumi Refleksi Pelanggaran HAM

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Aliansi mahasiswa kelompok aksi Kamisan dari Universitas Nusa Putra melakukan refleksi tentang  kasus pelanggaran HAM

Para mahasiswa ini melakukan refleksi pelanggaran HAM seperti kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis yang terjadi pada tahun 1997 -1998 dan aksi ini dilakukan di Jalan Raya Cibolang, Nomor 21, Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

Mahasiswa membahas kasus Orde Baru, mempropagandakan melalui media, dan membagikan selebaran sejarah korban penculikan 1998 di UNP.

Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Nusaputra, Arsal Ardiana Yusuf kepada Radar Sukabumi mengatakan, peristiwa penculikan dan penghilangan orang secara paksa periode 1997-1998, terjadi pada masa pemilihan Presiden Republik Indonesia (Pilpres) untuk periode 1998-2003.

Pada masa itu, terdapat dua agenda politik besar. Pemilu 1997 dan SU MPR 1998 menentukan presiden saat itu, Soeharto, pada kasus ini.

“Kasus penculikan dan Penghilangan Orang Secara Paksa, menimpa para aktivis, pemuda dan mahasiswa yang ingin menegakkan keadilan dan demokrasi di masa pemerintahan Orde Baru,” kata Arsal kepada Radar Sukabumi pada Kamis (11/01).

Mereka yang kritis dalam menyikapi kebijakan pemerintah dianggap sebagai kelompok yang membahayakan dan merongrong kewibawaan negara. Gagasan-gagasan dan pemikiran mereka dipandang sebagai ancaman yang dapat. menghambat jalannya roda pemerintahan.

“Untuk itu, kami melakukan kegiatan ini. Iya, tujuannya untuk merefleksikan agar masyarakat tahu bahwa ada kasus penculikan pada zaman orde baru di tahun 1997 dan 1998. Jadi, kita refleksikan banyak soalnya disisi lain orang-orang ini masih belum ditemukan sekitar 13 orang,” bebernya.

Refleksi tersebut, kata Arsal, dinilai sangat penting karena berimbas dari persoalan negara. Untuk itu, masyarakat harus tahu tentang bagaimana perkembangan negara itu seperti apa.

Untuk itu, aksi Kamisan ke-801 tidak hanya dilakukan di kampus Universitas Nusa Putra saja. Namun, juga dilakukan di 11 Kampus lainnya di Sukabumi.

Diantaranya, UMMI, Politeknik Sukabumi, STH Pasundan, Stisip Syamsul Ulum, IAIS, Stisip Widyapuri Mandiri, STAI Syamsul Ulum, Universitas Linggabuana, Universitas Bina Sarana Informatika dan Yapkesbi.

“Kesan dari masyarakat sendiri sangat baik, karena hal tersebut dapat menjadi informasi baru dan menjadi suatu semangat untuk mengetahui informasi tersebut,” tukasnya.

Dia berharap kegiatan ini membantu masyarakat memahami kasus pelanggaran HAM dan pentingnya menyelesaikannya secara adil.

“Iya, mereka yang diculik itu merupakan aktivis yang ingin menegakkan keadilan dan demokrasi di masa itu. Mereka adalah orang-orang yang kritis dalam menyikapi kebijakan pemerintah,” pungkasnya.

sumber

Berita