Dosen Universitas Nusa Putra Kenalkan Jenis Cacat Pada Solar Cell

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Dosen Universitas Nusa Putra Sukabumi, Wawan Gunawan memaparkan saat ini pemanfaatan Solar Cell atau sel surya/panel surya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi alternatif sumber energi terbarukan di Indonesia yang terus mengalami peningkatan.

Wawan menilai berbagai merk lokal maupun yang sudah “Go Internasional” bermunculan masuk meramaikan pangsa pasar di Indonesia. Tercatat sudah ratusan merk panel surya yang sudah beredar luas di pasaran.

“Berbagai perusahaan pemasaran yang menjual produk-produk sel surya beserta kelengkapan lainnya seperti kabel PV, Soket, Battery, Solar Charge Controller (SCC), Maximum Power Point Tracking (MPPT), Inverter dan lampu-lampu DC yang bervariasi telah banyak kita temukan di media online maupun di toko-toko peralatan listrik,” papar Wawan dalam laporan tertulis kepada sukabumiupdate.com, Kamis (18/3/2021).

“Perusahaan aplikator pemasangan PLTS-pun banyak bermunculan menawarkan jasanya mulai dari paket hemat Solar Home System (SHS) sampai paket dengan skala besar untuk Industri, instansi pemerintah, swasta maupun perusahaan yang ingin menggunakan PLTS sebagai sumber energi listrik mereka baik secara off grid maupun on grid,” imbuhnya.

Namun, kata Wawan, di sisi lain fakta mengejutkan timbul. Mulai dari Solar Cell ataupun panel surya yang cacat atau rusak dalam waktu yang singkat, bahkan belum satu tahun, banyak panel surya yang mengalami kerusakan disebabkan berbagai hal.

Mulai dari proses produksi, penyimpanan, proses pengiriman, pemasangan yang tidak sesuai standar sampai dengan kerusakan yang disebabkan karena faktor alam seperti angin puting beliung, gempa bumi, maupun panel surya yang terkena benda keras yang menyebabkan retak maupun pecah.

“Banyak konsumen pengguna panel surya mengeluh ketika pemasangan baru mencapai satu atau dua tahun, panel surya mereka sudah rusak atau terkena defect (cacat) dan sulit untuk mendapatkan klaim garansi,” paparnya.

“Masalah defect ini menjadi penting sehingga sebagai pengguna kita dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah, bahkan menyebabkan kebakaran,” sambungnya. Wawan menjabarkan setidaknya terdapat 8 defect pada Solar Cell yang dikeluhkan pengguna solar cell, di antaranya:

Snail trails

Snail Trails ( Jejak siput ) adalah awal mula dari kerusakan solar cell, yang biasanya terbentuk selama beberapa tahun produksi listrik di lapangan, terlihat kondisi panel surya retak membentuk jalur seperti “jalur atau jejak siput”.

Micro Cracks

Retakan mikro adalah retakan yang disebabkan oleh tekanan pada Solar Cell silikon, hal ini biasanya disebabkan karena proses produksi, penyimpanan yang bertumpuk ataupun pada saat pengiriman.

Hot Spot

Hot spot merupakan cacat yang terjadi akibat kenaikan suhu lokal di dalam Solar Cell yang menyebabkan efek buruk pada efisiensi dan degradasi modul surya. hot spot adalah pemanasan yang terjadi pada salah satu sel surya pada suatu rangkaian seri sel-sel surya.

Hal ini terjadi karena sel surya tersebut terkena efek bayangan/tertutup secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sel surya yang terkena efek bayangan/tertutup ini akan memberikan arus listrik terkecil dari sel surya yang lainnya. Sehingga akan membatasi besarnya keseluruhan arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri sel-sel surya tersebut.

Kelebihan arus listrik yang dihasilkan oleh sel surya (baik) yang tidak terkena efek bayangan/tertutup akan diteruskan (Forward bias) kepada sel surya (buruk) yang terkena efek bayangan/tertutup, sehingga pada sel surya (buruk) dipaksa dalam keadaan bias tegangan mundur, dimana efeknya akan diasumsikan memiliki suatu tahanan/hambatan tertentu sehingga terjadi disipasi daya (pemborosan daya listrik oleh hambatan).

Hal inilah yang menyebabkan panas pada sel surya (buruk) yang terkena efek bayangan/tertutup. Semakin besar suatu rangkaian seri sel-sel surya maka akan memiliki tingkat resiko yang tinggi untuk terjadinya suatu hot Spot, untuk mengatasi ini maka diperlukan suatu diode agar dapat meminimalisasikan terjadinya hot Spot tersebut.

Fire

Kebakaran (fire) pada Solar Cell terjadi akibat dari keretakan mikro dan hot spot yang sudah parah yang menyebabkan arus listrik terputus ataupun korsleting listrik dan ini adalah penyebab terjadinya kebakaran pada PLTS.

Delamination

Delaminasi adalah kelembaban yang diakibatkan oleh proses produksi yang kurang sempurna sehingga menyebabkan air masuk kedalam lapisan kaca panel surya.

Shatter

Panel surya pecah (shatter) diakibatkan pemilihan kaca yang tidak sesuai dari proses produksi ataupun terkena benda keras, getaran, maupun cuaca yang sangat panas.

Deformation

Deformation atau kita sebut melengkung, melendut atau menonjol diakibatkan panel surya tidak mampu menahan beban karena kondisi suhu,dan cuaca yang menyebabkan panel surya tidak berfungsi untuk menghasilkan listrik.

Discolouration

Perubahan warna akan mengubah lembar belakang pelindung menjadi warna kuning/coklat. Ini adalah reaksi kimia antara bahan berkualitas rendah yang terkena sinar matahari. Pemilihan bahan material yang buruk atau murah adalah sumber kegagalan tersebut. Setelah perubahan warna dimulai, panel mengalami perubahan konstan dari keadaan aslinya yang pasti akan menyebabkan kerusakan material.

“Itulah beberapa defect (cacat) atau kerusakan yang terjadi pada panel surya yang harus mendapat perhatian khusus agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar yang mengakibatkan kebakaran dan membahayakan keselamatan,” pungkas Wawan.

Berita