Sensor Anti Maling Karya Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi, Simak Cara Kerjanya

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Mahasiswa Indonesia sekarang makin kreatif dan inovatif saja ya. Setiap tahunnya selalu muncul inovasi-inovasi dari tangan dingin mereka, entah itu untuk keperluan pribadi, tugas, lomba, atau lainnya. Salah satunya adalah Iyan Juherman, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi yang membuat inovasi teknologi berupa sistem monitor dan alat pengaman rumah.

Sejak rumahnya jadi sasaran maling tahun 2017 lalu, Iyan ingin sekali memasang sistem dan alat pengaman berbasis sensor gerak di rumahnya, fungsinya tentu untuk antisipasi maling ketika ia dan keluarganya keluar rumah. Namun ternyata, alat yang ia butuhkan dipasaran harganya relatif mahal. Akhirnya ia memutuskan membangun alat tersebut melalui penelitian akhir kuliahnya dengan judul Perancangan Sistem Monitoring Keamanan Rumah Berbasis Internet of Things (IoT) dan Telegram Messenger.

Dua bulan Iyan menghabiskan waktu menyusun penelitannya, alhasil terciptalah alat yang diberi nama Keamanan Rumah. Sistem sensornya, kata dia tidak hanya untuk deteksi gerakan orang, namun dibuat tiga jenis untuk tiga fungsi berbeda.

“Ada sensor yang mampu mendeteksi gerakan orang, fungsinya untuk mencegah pencurian dirumah, kemudian ada sensor untuk mendeteksi api dan sensor mendeteksi bau gas elpiji,” kata Iyan, Selasa (3/9/2019).

“Sensornya bisa dipasang di atap-atap ruangan dan didapur khusus untuk sensor deteksi bau gas elpiji,” imbuhnya.

Untuk cara kerja alatnya, ia menerangkan, ketika sensor passive infrared (PIR) mendeteksi adanya gerakan, atau sensor asap (MQ2) mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap lalu sensor flame mendeteksi adanya api, maka secara otomatis bazzer (alarm) akan berbunyi dan mengirim sinyal ke NodeMCU yang berfungsi sebagai pusat pengontrolan input dan output data dari module sensor. Kemudian NodeMCU akan mengirim sebuah pesan pemberitahuan via Telegram Messenger kepada penghuni rumah.

“Dengan adanya pesan pemberitahuan, penghuni bisa mengantisipasi segera dengan cara menghubungi atau minta tolong kepada saudara dekat, tetangga, petugas keamanan atau pengurus di lingkungan tinggalnya untuk mengecek keadaan rumahnya”, terang warga Cikundul, Kota Sukabumi ini.

Untuk komponen, menurutnya seluruhnya dibeli secara online, terdiri dari NodeMCU, sensor PIR, sensor asap (MQ2), sensor Api (Flame), bazzer, LED, breadBoard, switch (saklar), wadah batrai (holder), baterai, kabel jumper, dan tentunya fasilitas handphone yang sudah terinstal aplikasi Telegram Messenger.

“Biaya produksi murah sesuai cita-cita awal, habis sekitar 100 ribuan, tapi di Sukabumi komponennya tidak lengkap semua, jadi beli online saja semuanya,” tutur kepala mekanik di salah satu showroom mobil di Kota Sukabumi ini.

Meskipuan alatnya sudah melewati tahapan uji fungsional dan berhasil, namun ia mengaku alatnya  masih memerlukan pengembangan dan penyempurnaan. Ia juga berharap setelah ada pengembangan dan penyempurnaan, alatnya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Rencana kedepan mau dikembangkan dengan memasang camera mini disensornya. Dan muudah-mudahan harapan saya alat ini bisa bermanfaat untuk kebutuhan orang banyak,” tandasnya.

Berita