Mengenal IoT dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Manusia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Oleh : Marina Artiyasa
(Kaprodi Teknik Elektro, Universitas Nusa Putra Sukabumi)

 

Saat ini, kita semakin sering mendengar istilah Internet of Things (IoT), baik di bidang penelitian ataupun di e-commerce dan lain-lainnya. Tapi, masih banyak yang bingung apa sebenarnya IoT itu, semakin familiar tapi begitu ditanya pengertiannya umumnya tidak tahu.

Menurut Schwab, penulis buku, “The Fourth Industrial Revolution”, World Economic Forum, Geneva, Switzerland, 2016, IoT adalah hubungan antara aneka hal produk, layanan, tempat, alat, dan lain-lain dan manusia berkat teknologi internet dan berbagai sarana digital.

Dengan kata lain, dalam IoT kita bisa menghubungkan bermacam alat dengan koneksi internet, baik itu alat rumah tangga seperti TV kulkas, ac, kompor, lampu, dan entertainment, sampai mesin industri pabrik dan kendaraan bermotor.

IoT memungkinkan kita memantau banyak hal dengan cara yang belum pernah bisa dibayangkan sebelumnya, jaman dulu kita tidak bisa membayangkan alat-alat bisa terhubung dengan internet dan bisa dimonitor.

Salah satu aplikasinya misalnya di bidang pertanian. Dengan aneka sensor dan kamera yang terhubung ke internet, petani bisa memantau area yang sangat luas dengan sedikit atau bahkan tanpa tenaga kerja. Kita bisa memonitor cuaca, tingkat kelembaban dan suhu juga keasaman tanah di setiap petak sawah atau kebun dari waktu ke waktu.

Kita jadi tahu tanaman apa yang cocok di area tertentu, jenis hama yang mengintai, berapa banyak tumbuhan liar yang perlu disingkirkan, kapan waktu menyiram saat tanah sudah kering dan sebagainya, tanpa memakai banyak tenaga kerja, hanya mengawasi dan mengendalikan dari jauh saja sudah bisa, cukup memakai IOT dengan berbagai sensornya dan kamera.

Dengan IoT, semua data dari sensor dan kamera ini dikirim lewat internet ke software pengolahan data. Tanpa perlu mendatangi area kita bisa menentukan area mana yang perlu disemprot herbisida dan seberapa banyak, area mana yang perlu lebih banyak air atau pupuk, mana yang perlu dibersihkan dari tanaman liar, dan sebagainya.

Bahkan waktu panen pun mudah dipantau dari layar laptop atau smartphone kita. Aplikasi IoT sekarang ini bisa meliputi banyak hal, misalnya untuk melihat dan mangatur lalu lintas, melihat kepadatan lalu lintas, mana jalan macet, mana jalan yang lancar, jalan alternative mana yang bisa diambil, tilang otomatis dengan mendeteksi plat nomer dari jarak jauh, kita bisa melihatnya dari aplikasi di smartphone kita .

Bisa juga untuk memantau cuaca dengan weather station, kita bisa melihat suhu kelembaban dan juga tekanan udara juga ketinggian dan parameter lain daerah tertentu tanpa kita harus datang kesana dari smartphone kita .

Perikanan, tambak ikan, pemantauan lingkungan hidup, peternakan memberi makan ternak otomatis dan kita juga tak perlu selalu memberi makan binatang peliharaan kita karena kalau semua habis baru dia memberi alarm ke smarphone kita,

Pengawasan hutan, apakah terjadi kebakaran atau ada penebangan, mengelola supermarket tanpa kasir dan pelayan menghitung sendiri belanjaan kita, dan sebagainya.

Dibidang kesehatan IoT juga banyak menolong, banyak pasien tua yang butuh akan monitoring dokter tapi jaraknya jauh, selama mereka punya alat komunikasi dan alat yang terjangkau tapi cukup bagus yang bisa dipakai untuk memonitor kesehatan mereka.

Dibidang keamanan rumah kita juga bisa memakai IoT untuk memonitor apakah ada penyusup datang ke rumah kita, atau bisa memonitor apakah lampu rumah kita atau alat rumah tangga kita nyala atau tidak, atau ada kebakaran atau tidak dan banyak lagi sehingga kita tidak terlalu kawatir akan keadaan rumah kita.

Buat yang suka bersepeda dan olahraga juga ada aplikasi misalnya strava yang bisa memonitor berapa jarak yang sudah kita tempuh, kecepatan berkendara kita dan peta yang sudah kita jelajahi dan tentu membuat kita semangat olahraga .

Di bidang Pendidikan juga kita bisa banyak belajar dari internet misalnya, dari situs tertentu memakai aplikasi untuk belajar, melihat tutorial dari youtube, bahkan bisa ikut sharing dengan upload ke youtube, dan mencari uang juga bisa lewat youtube kalau banyak penonton dan subcribernya banyak orang mempunyai penghasilan banyak hanya dari membuat content youtube.

Ada bermacam sensor untuk IoT, misalnya sensor yang memonitor cahaya, temperatur, sentuhan, gerak, kelembaban udara, kelembaban tanah, alkohol, asap, detak jantung, ultrasonik, hujan, aliran air, dan sebagainya tergantung dari kebutuhan.

Mikrokontrollernya juga bermacam sesuai kebutuhan kita, ada Arduino, ada Node MCU, ada juga sebangsa mikro computer seperti raspberry pi, dan banyak juga kloningnya. Dan dibutuhkan pemahaman pemrograman yang mendukung misalnya phyton untuk raspberry dan bahasa pemrograman C.

Aplikasi terbaru juga banyak yang perlu kita kepoin atau pelajari misalnya aplikasi Blynk untuk smartphone, lalu Thingspeak dimana kita bisa monitoring dari mana saja, dan juga banyak aplikasi lainnya yang bisa kita pakai untuk eksplore IoT .

Yang menggembirakan, kini harga sensor makin murah dan dijual secara mudah di toko online misalnya. Beberapa jenis sensor dijual seharga belasan ribu rupiah, beberapa lainnya tidak sampai 200 ribu rupiah. Pendek kata, tidak mahal untuk menghasilkan solusi cerdas berbasis IoT yang sederhana. Jadi kita bisa membuat projek dengan harga yang tidak terlalu mahal

Dampak Positip IoT
Mungkin banyak yang bertanya apa sih dampak positifnya IoT itu?, efisiensi dan menghemat tenaga, itulah salah satu dampak positifnya. Misalnya, kita bisa memantau sesuatu dari jarak jauh cukup melalui HP atau melalui computer yang terhubung dengan internet.

Cara kerja IoT yang praktis juga akan melahirkan bisnis-bisnis baru. Misalnya, sensor dan kamera bisa dipakai di supermarket mengawasi pelanggan dating terhubung dengan pihak kepolisian, jadi pihak kepolisian mengetahui kalau ada tindak kejahatan seperti perampokan atau pihak pemilik jadi tahu kalau ada pencurian. Contoh lain di restoran, pengelola bisa memastikan apakah semua pelanggan sudah terlayani dengan baik atau belum, karena setiap meja bisa dilihat dengan kamera dan bisa dimonitoring bahkan oleh smartphone saja.

Dengan IOT maka Layanan lebih cepat, pelayan lebih sedikit, dan modal usaha lebih ringan. Amazon bahkan telah bereksperimen dengan Amazon Go, sebuah cara baru berbelanja di supermarket tanpa kasir. Pembeli menghemat waktu sebab tidak perlu antri di kasir. Toko pun tak perlu menggaji banyak pelayan. Di Indonesia juga sudah banyak toko online yang ada secara fisik tapi bisa dipesan lewat aplikasi sehingga pemasarannya lebih luas.

Dampak Negatif IoT
Karena salah satu dampak IoT adalah efisiensi, maka tenaga kerja tidak terampil adalah pihak pertama yang akan kehilangan pekerjaan. Otomatisasi di pabrik yang dulunya banyak tenaga kerja di bagian produksi jadi menambah jumlah PHK, industr yang dulu manual sekarang beralih menjadi otomatis dan bisa dimonitoring.

Besarnya pengangguran bisa menimbulkan masalah kesejahteraan dan keamanan, kalau tidak ditangani dengan baik atau dialihkan ke pekerjaan lain.
karena andalan IoT adalah data, maka data menjadi sangat bernilai. Data bisa digunakan untuk mengungkap berbagai informasi yang selama ini tersembunyi.

Pengusaha dan penguasa dimana pun pasti menginginkannya. Akibatnya, pencurian dan pembobolan data akan makin marak. Data bisa bocor atau disalahgunakan, akibatnya privacy sulit terjaga. Meskipun manfaat dan dampak negatifnya sudah bisa disebutkan, banyak akibat lain yang belum bisa diantisipasi.

Bisnis bisa berubah total, siapa yang dulu mengira bahwa orang bisa menyewakan kamar di rumahnya bahkan kamar kecilnya yang tak terpakai lagi tapi ditata dengan baik dan bersih sebagai tempat menginap yang bisa dibooking dari seluruh dunia tanpa harus memiliki hotel seperti yang dilakukan AirBnB atau booking.com dan aplikasi lainnya.

Dulu tidak ada yang mengira penyediaan alat transportasi atau menjual makanan tanpa harus punya kedai atau armada taksi seperti yang dilakukan Grab atau Gojek? atau menjual tiket pesawat atau tiket kereta api ke seluruh penjuru dunia tanpa membuka kantor biro perjalanan?.

Siapa yang dulu mengira bisa menjual ribuan macam barang UKM atau lainnya tanpa memiliki satu bangunan toko sama sekali seperti Tokopedia, Shoppe atau Bukalapak atau yang luar negeri juga banyak seperti alibaba dan lainnya, sehingga melahirkan banyak jutawan baru. Sekarang kita bisa punya toko online banyak tanpa punya toko secara fisik .

Dunia sekarang sudah banyak berubah, sekarang orang sudah bisa mempergunakan smartphonenya secara lebih maksimal, tentunya harus didukung dengan teknologi telekomunikasi yang lebih cepat dan memadai.

Mindset Baru di Balik Bisnis Baru
Terhimpunnya data dalam jumlah besar oleh perusahaan online memungkinkan data scientist mencetuskan aneka bisnis baru.

Contohnya, hasil olahan data pengguna Go-Jek melahirkan jasa antar makanan Go-Food, jasa angkutan barang Go-Send, dan jasa pembayaran Go-Pay dan juga Go Life untuk layanan lainnya.

Layanan Go-Pay bahkan sudah berkembang jadi Teknologi Finansial yang bisa menggerogoti bisnis perbankan dan kartu kredit manapun, perputaran uang menjadi banyak di sini.

Ini baru Go-Jek saja, belum lagi grab pay, dan sekarang kita juga tak perlu membawa kartu ATM atau uang kontan kemana-mana, cukup e-money atau membawa smartphone dan memberikan kode kita apabila diminta, jadi lama-lama kita tidak lagi tergantung pada uang kontan.

Tak terbayangkan bagaimana nanti lima tahun atau 10 tahun kedepan yang akan menyambut teknologi generasi kelima, dimana 5G sudah berjalan dan semua akan lebih canggih lagi, kita harus bersiap diri dan belajar terus, kita bisa maju walau tanpa modal asal bisa memanfaatkan teknologi dan skill yang dimiliki .

Dalam rangka membangun link and match dunia pendidikan dan dunia industri, mahasiswa Program Studi (Prodi) Elektro Universits Nusa Putra juga sudah banyak belajar dan membuat project dengan IOT, misalnya penyiraman otomatis dengan NodeMCU dengan aplikasi Blynk, automatic racking system memakai PLC CPM2A dan HMI Omron, monitoring suhu, tekanan udara dan kelembaban memakai aplikasi Blynk dan banyak lagi, penggunaan Google home untuk control smarthome dan banyak lagi. Harapannya kita warga Sukabumi juga tidak ketinggalan dibanding yang lainnya.

Sumber Referensi : Klaus Schwab, “The Fourth Industrial Revolution”, World Economic Forum, Geneva, Switzerland, 2016

Berita