Kerjasama dengan Helen Keller International Untuk Kampanye Pendidikan Inklusi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi, tanda tangani kerjasama dengan Helen Keller International (HKI) dalam pendidikan Inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Sukabumi.

HKI adalah salah satu organisasi internasional yang konsen dalam pendidikan Inklusi di seluruh dunia. Di Indonesia, HKI bersama United Nations Children’s Fund (UNICEF) bekerjasama dengan pemerintah, dan beberapa pemerintah daerah, serta perguruan tinggi melaksankan kampanye pendidikan inklusi.

Program Inklusif HKI fokus pada upaya membuka akses pendidikan bagi semua anak, terutama penyandang disabilitas, seluas mungkin untuk memperoleh pendidikan di sekolah terdekat tempat tinggal mereka.

“Tujuan kerjasama kami dengan HKI untuk mendampingi sekolah penyelenggara pendidikan inklusi dalam melaksanakan kegiatan kampanye pendidikan inklusi,” terang dosen PGSD NPU Sukabumi, Dede Permana, Selasa (5/11/2019).

Menurut Dede, sasaran dari kampanye pendidikan inklusi tersebut adalah sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). “Ada 30 sekolah dan madrasah di Kabupaten Sukabumi, yang jadi sasaran kampanye kami,” kata Dede.

Selain kampanye ke sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, lanjut Dede, pihaknya juga akan melakukan kampanye ke desa yang telah dipilih sebagai sasaran dan model kampanye. “Rencananya di minggu ketiga bulan ini, kami akan melakukan sosialisasi seminggu penuh di Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Lanjut Dede kampanye dengan cara sosialisasi langsung ke beberapa stake holder di desa, menjadi salah satu metode PGSD NPU Sukabumi, karena dinilai akan efektif membangun kesadaran masyarakat.

“Di desa kami akan mengkampanyekan pendidikan inklusi kepada stake holder yang ada di desa, mulai dari pemerintah desa, BPD, kader, dan tokoh-tokoh masyarakat,” paparnya.

Tujuan dari kampanye pendidikan inklusi itu sendiri, tambah Dede pada dasarnya untuk meningkatkan kesadaran semua komponen masyarakat, bahwa pendidikan inklusif dapat diselenggarakan di setiap wilayah dan tidak sesulit yang dibayangkan, dengan syarat harus dilakukan secara bersama-sama.

“Di PGSD, pendidikan inklusi itu jadi salah satu mata kuliah yang dipelajari, karena itu, kerjasama ini merupakan aplikasi dari pembelajaran serta aplikasi dari salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat,” tandasnya.

Berita