Cerita Lulusan Universitas Nusa Putra di Jepang; Disini Yang Tidak Mau Bersaing, Ditinggalkan!

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Musim panas, Agustus 2018, adalah kali pertama Mohammad Iklas menginjakan kakinya di Negeri Matahari Terbit, Jepang. Remaja yang tinggal di Kampung Ciputat, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap itu mulai mengikuti program internship (magang) di Jepang selama tiga tahun.

Iklas lahir dari keluarga sederhana di Jakarta, 5 Agustus 1995. Tahun 2011, ia ikut orang tuanya pindah ke Sukabumi, masa SMA, dihabiskannya di SMA Negeri 1 Ciracap, Sukabumi. Setelah lulus, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan almarhum Hermanto dan Salamah ini memutuskan masuk kuliah di Program Studi (Prodi) Teknik Mesin, Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi.

Sejak masuk kuliah, Iklas sudah berencana mencari pekerjaan untuk meringankan beban orang tuanya. Niatnya ingin kuliah sambil bekerja, namun, kesempatan itu datang diakhir kuliahnya. Melalui program internship, kerjasama NPU Sukabumi dengan beberapa perusahaan asal Jepang, Iklas mengikuti seleksi dan lulus. Ia akhirnya dapat mewujudkan keinginannya bisa langsung bekerja setelah menyelesaikan kuliahnya.

Iklas mengikuti program internshipnya di perusahaan bernama Komazuki, sebuah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Prefektur Shiga, Jepang. Dan pada tanggal 3-7 September 2019 lalu, Iklas menjadi salah satu peserta magang yang mendapat kunjungan dari Rektor NPU Sukabumi, Kurniawan  yang ingin memastikan program intership NPU Sukabumi berjalan lancar.

Kepada Sukabumiupdate.com, melalui aplikasi WhatsApp, Iklas menceritakan beberapa pengalamannya menjadi peserta program Internship NPU Sukabumi di Jepang. “Sambutan manajemen perusahaan kepada saya sangat baik sekali. Dan selama di Jepang, saya tinggal di rumah orang Jepang di Shigaken, Konancho Koka-shi Kibogauka Hommachi, itu nama alamat di sini,” terang Iklas, Selasa (24/9/2019).

Mohammad Iklas (kiri) dan Prayuda Arief Faturahman, mahasiswa NPU Sukabumi di depan perusahaan tempatnya magang di Jepang.

Iklas mengaku mengikuti program intership di Jepang, karena tertarik dengan status negara tersebut sebagai salah satu negara maju di Asia. Karena status itu, membuat ia ingin belajar langsung mengenai budaya Jepang. “Selain pengalaman dan salary, saya ingin tahu bagaimana cara dan etos kerja orang Jepang,” ujarnya.

Selama berstatus sebagai Jisusei (pemagang) di Jepang, Ia mendapatkan banyak pengalaman baik karena banyak berteman dengan orang Jepang, dan orang-orang dari negara lainnya. “Kalau libur saya juga bisa jalan-jalan ke tempat-tempat terkenal di Jepang, yang dulu hanya bisa saya lihat di TV atau internet,” ucapnya.

Bicara target, lajang bertinggi badan 174 cm ini mengaku ingin fokus dulu menyelesaikan program internshipnya di Jepang yang tersisa dua tahun lagi. “Kalau sudah selesai, dengan pengalaman selama di sini, Insya Allah saya mau membuka usaha di Indonesia,” ujarnya.

Dari pengalaman dan perjalanan kuliah sampai mengikuti internship di Jepang. Iklas ingin membagi semangatnya untuk semua teman-temannya yang ada di Indonesia khususnya untuk adik-adik kelasnya di NPU Sukabumi.

“Problem anak-anak muda seusia saya ini adalah lemahnya daya juang dan daya saing, iklim dunia kerja di Indonesia juga masih kurang mendukung. Di Jepang, saya mendapatkan itu semua. Disini, siapa yang tidak mau bersaing produktivitasnya dan kurang daya juangnya akan ditinggalkan,” kata Iklas. “Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau dan diikuti berusaha,” tandasnya.

Berita